4 Peserta Didik Tsanedo Menjadi Sampel Survei Nasional Literasi Kitab Suci

  • Mas Admin
  • Disukai 0
  • Dibaca 311 Kali
Dokumentasi kegiatan

Rabu(2/8), MTs Negeri 5 Malang kedatangan tamu dari  Tim Balai Litbang Agama Semarang. Tim survey yang berjumlah 4 orang ini datang ke MTs Negeri 5 Malang pada pukul 09.00 WIB. Kedatangan mereka merupakan agenda nasional dalam rangka Validasi Data Madrasah/Sekolah dan  Koordinasi Enumerator Indeks Literasi Baca Tulis Al-Qur’an Tahun 2023.


Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI menyatakan bahwa kondisi buta aksara baca tulis Al Qur’an di Indonesia ternyata masih cukup tinggi. Hal ini berdasarkan beberapa hasil temuan penelitian . Walaupun demikian, karena pesatnya kemajuan era digital saat ini, banyak hal yang telah terkontaminasi dengan internet. Penggunaannya yang konsumtif sehingga membuat budaya membaca Al Qur’an telah ikut tergerus menghilang perlahan. Maka dari itulah Puslitbang Lektur Keagamaan Departemen Agama RI memandang perlu untuk kembali meng-upgrade informasi dengan mengadakan penelitian Kemampuan Baca Tulis Al Qur’an pada peserta didik.


Ada dua tujuan dari kegiatan ini. Yang pertama adalah untuk mengidentifikasi tingkat kemampuan membaca, menulis dan memahami Al Qur’an di tingkat SMP/MI dan SMA/MA di Indonesia. Sedangkan tujuan kedua adalah untuk menemukan langkah-langkah strategis dalam kerangka mengimplementasikan kebijakan dan program-program terkait baca tulis Al Qur’an.


Kegiatan dalam rangka Literasi Kitab Suci: Survei Nasional Indeks Baca Tulis Al-Qur’an Pada Peserta Didik Tingkat SLTP dan SLTA di Indonesia Tahun 2023 dilaksanakan melalui kerjasama dengan pihak ketiga, yaitu Yayasan Amal Insani Ibnu Batutah Banten, serta didukung oleh partisipasi pihak Balai Litbang Agama Jakarta, Semarang dan Makassar.


Populasi riset adalah seluruh sekolah SMA/MA dan SMP/MTs di seluruh Indonesia. Target sampel berjumlah 120 Kab/Kota, unit sampling sebanyak 240 Sekolah/Madrasah dengan status negeri dan swasta. Sedangkan sampel peserta didik sejumlah 960 siswa- siswi yang dipilih secara acak. Dengan ketentuan untuk setiap sekolah diplih secara acak sejumlah 4 orang dengan proporsi gender 50:50 untuk laki-laki dan perempuan.  Untuk sekolah di wilayah Malang Raya yang menjadi sampel ada dua, yaitu SMAS Nasional Kota Malang dan MTs Negeri 5 Malang.


Di MTs Negeri 5 Malang, sampel dari pelaksanaan survey ini adalah Cahya Annisa Ayudianti dan Muhamad Riski Aditiya yang keduanya dari kelas 9A, serta Eunicia Avrilliea Anggraini dan Zidan Firdaus yang berasal dari kelas 8A. ke empat anak tersebut dipilih sebagai sampling dengan proses pemilihan acak. Dalam survey ini, selain praktik baca-tulis Al-Qur’an ada materi tanya jawab seputar tajwid dan quesioner. Dari ke empat peserta didik yang menjadi sampel dari suveri literasi kitab suci ini hasilnya cukup bagus. Hal ini bermakna bahwa anak-anak tersebut dapat membaca dan menulis Al-Qur’an dengan baik.


Menurut Priyono yang merupakan salah satu tim survey ini, ke depan perlu memberdayakan peserta didik yang telah mahir dalam membaca Al-Qur’an untuk terlibat dalam proses pembelajaran, yakni sebagai tutor sebaya. Lebih lanjut, tim survei dari Balai Litbang Agama Semarang yag bertugas di wilayah kota dan kabupaten Malang serta kabupaten Lumajang ini mengatakan bahwa untuk meningkatkan percepatan dalam program pemberantasan buta huruf Al-Qur’an, peserta didik yang telah mahir juga perlu diterjunkan ke TPQ-TPQ sekitar madrasah. Hal ini karena tak jarang tempat belajar membaca Al-Qur’an itu masih kekurangan guru mengaji.     


                Saran dari Tim Balai Litbang Semarang ini disambut baik oleh Pak Mus, sapaan kepala MTs Negeri 5 Malang yang bernama lengkap Ahmad Musthofa ini. Hal ini tidak lain karena MTs Negeri 5 Malang merupakan madrasah yang sangat getol dalam program pemberantasan buta huruf kitab suci(Al-Qur’an). Madrasah ini memiliki program khusus yang dinamakan BBA(Bimbingan Belajar Al-Qur’an) di mana setiap hari para peserta didik yang belum lancar membaca Al-Qur’an melakukan belajar private dengan para guru. Hasilnya cukup memuaskan, mayoritas peserta didik di madrasah ini sudah terbebas dari buta huruf Al-Qur’an.


Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin